Jokowi (Ayam), DPR (Telur), Duluan Mana ?
Masyarakat menunggu-nunggu susunan kabinet Jokowi.
Harap-harap cemas menghinggapi di beberapa orang yang diisukan bakal menteri. Sepertinya Jokowi sangat berhati-hati di dalam memilih para pembantunya. Dalam memilih Menteri, Jokowi minta bantuan KPK dan PPATK menyeleksi calon Menteri apakah bersih dari kasusu korupsi atau tidak.
Apabila Jokowi memilih menteri yang tersangkut kasus korupsi, sudah pasti bakalan jadi sasaran tembak para Kurawa dari Koalisi Merah Putih. Pemerintahan nantinya tidak dapat berjalan dengan mulus.
Pada pertengahan September, Jokowi-JK mengatakan kabinetnya akan terdiri dari 18 Menteri dari kalangan professional dan 16 orang professional dari partai politik. Jumlahnya 34 Menteri.
Namun pada 10 Oktober, keputusan berubah. Jokowi-JK menyatakan bahwa jumlah kementerian menyusut menjadi 33 kementerian. Dari nama-nama calon Menteri, 8 orang mendapat kartu kuning dan kartu merah dari KPK. Itu artinya ada 8 orang yang berpotensi berurusan dengan KPK.
Kata Abraham Samad, kalau jadi Menteri, 2-3 bulan orang-orang itu bisa dijemput sama KPK. Pemerintahan terganggu. Mau tidak mau jokowi mencari lagi 8 orang pengganti calon menteri kartu kuning dan kartu merah. Pengumuman susunan kabinet pun ditunda.
Baru soal penundaan pengumuman saja, sudah ada yang komentar nyinyir di media, apalagi media sosial.
Selain mempersiapkan nama-nama calon Menteri, Jokowi berkirim surat ke DPR tekait perubahan nomenklatur di delapan kementerian. Perubahan nama terjadi karena ada pemisahan dan penggabungan kementerian. JOKOWI MENUNGGU JAWABAN DARI DPR.
.
Karena belum mendapatkan jawaban dari DPR, Jokowi membatalkan mengumumkan susunan kabinetnya.
.
Sementara di Senayan, anggota DPR gentayangan tidak jelas ngapain.
Suasanya sangat tidak produktif. Surat Jokowi soal kementerian tidak diapa-apain di DPR. Ya mau diapain ? Anang aja ditanya di DPR mau ngapain, dia nggak tahu ? Anggota DPR belum kerja. Alasannya, susunan anggota alat kelengkapan dewan belum (komisi dan badan) di DPR belum terbentuk. Dari fraksi Koalisi Merah Putih (Gerindra, Golkar, PAN, PKS, Demokrat) telah menyerahkan susunan anggota di alat kelengkapan dewan. Sementara dari Koalisi Indonesia Hebat (PDI-P, PKB, Hanura, Nasdem, PPP) belum menyerahkan. Imbasnya tentu saja pekerjaan DPR di tingkat komisi dan badan belum dapat dijalankan.
Koalisi Indonesia Hebat belum menyerahkan, karena menunggu susunan Kabinet Jokowi.
Kalau sudah begini, akhirnya saling tunggu-tungguan.
Jokowi (Ayam), DPR (Telur), saling tunggu. Katanya mau kerja, kerja, kerja, tapi kok nggak kerja-kerja, anggota DPR malah gentayangan di area gedung DPR. DPR menunggu Jokowi. Jokowi menunggu DPR.
.
.
Kata Jokowi :”Kerja . . . Kerja . . . Kerja . . . !!”
Yang kerja yang mana duluan ? Jokowi apa DPR ?
Ayam apa Telur ?
.
.
.
Jonatan Sara
Sumber : http://ift.tt/1FJAxje