INTERVENSI ASING ITU ADALAH TUHAN
SUDAHLAH…semua “hanya” dinamika yang biasa saja; “there is no new under the Sun” , hidup kita sesungguhnya hanya dituntun ide dan penafsiran atas bumi yang kita semua tahu; Ia tak pernah banyak berubah; semua lakon politik; sosial; budaya; pertahanan & keamanan sesungguhnya juga hal yang SEDERHANA; sedangkan yang membuat semua tampak rumit adalah tafsir & jutaan kajian tentangnya. Potret Kehidupan itu juga tdk dapat dimaknai gambar tanpa jiwa; selalu ada ide2x sederhana yang cederung dituangkan dalam naskah - naskah tafsir yang rumit dan seolah tampak cerdas; padahal kecerdasan itu hal yang juga sederhana. Bahkan KESEDERHANAAN merupakan bentuk kecanggihan tertinggi menurut Leonardo da Vinci .
SUDAHLAH…..kita pahami saja secara SEDERHANA bahwa benar; kecerdasan Pak Prabowo ; ada dalam gelegar orasinya; Hatta Radjasa dengan ucapan dan terminologi langitnya; namun; itu semua yang pada akhirnya menjadikan Jokowi dan JK itu “ada”; sebagai antitesanya. Bukankah Gajah itu besar karena ada semut yang kecil ? Kita sebut Malam karena ada Siang ? Baik buruk ? Laki Perempuan ? Hidup Mati ? Makro dan Mikro ? Kita sebut itu ADA karena “ADA” yang TIDAK ADA ?
SUDAHLAH;….kita terima saja semua kampanye hitam dan kampanye negative tentang kekafiran; tentang Herbertus; tentang boneka; tentang anteq asing; tentang Penculikan Aktivis’98; tentang prilaku Megalomania; tentang delusional, tentang Dajjal; tentang Iblis; tentang syetan dan apa saja yang berkaitan dengan ucapan dan sikap / prilaku buruk para calon pemimpin bangsa ini ;
“WAJAH KOTA” pak Prabowo; “WAJAH NDESO” Pak Jokowi; “WAJAH BORJUIS” Pak Prabowo; “WAJAH PROLETAR” pak Jokowi; juga tidak dapat kita biarkan diri kita terjebak dalam fenomena antitesis dan mitologisasikan menjadi BURUK dan BAIK ; kalau ikut dalam kubu Pak Prabowo Buruk; maka berada dikubu Pak Jokowi; baik; atau sebaliknya.
Katakanlah misalnya; prilaku politik pak PRABOWO menurut perspektif SUBYEKTIFITAS saya adalah buruk; keburukan itu pun tidaklah absolute dan secara OBYEKTIF selalu mengandung HIKMAH YANG BAIK. Bahkan dalam WAHYU disebut hal – hal yang buruk; dajjal, syetan, iblis dan hal buruk lainnya; jika kita berpikir dialektis. Iblis dan kawan – kawannya –punya saham besar dalam dakwah. Karena HANYA dengan konsep KEBURUKAN; hanya dengan konsep tentang Iblis; Dajjal; Syetan dan kawan – kawannya lah; derajat manusia terlegitimasi. Hanya keadaan yang sengaja diciptakanNYA sebagai dhulumaat atau gelap; yang dapat menjadi landasan bagi fenomena Nuur atau Cahaya.
Selalu saja ada bagian yang buruk dari diri ini dan selalu ada bagian yang baik dalam diri ini. Kebaikan pak Prabowo; keburukan pak Jokowi; atau sebaliknya; mestinya dapat kita pandang sebagai “WAJAH KITA”.
Semoga Pak Prabowo ; dapat berdamai , berkenan ber”halal bi halal” dengan hatinya dan BLUSUKAN di perkampungan jiwanya; menjernihkan air yang keruh di samudera nuraninya, dan melepaskan ikatan dengan hasrat berkuasa yang sedemikian membelenggu, sehingga dapat merekontruksi relasi kemanusiaan yang lebih sejuk dan menentramkan, walaupun disaat yang bersamaan , pak Probowo dibiarkan sendiri karena sudah mulai tampak biosfer perpecahan dalam koalisi politik beliau dan satu persatu “kawan” koalisinya ;perlahan meninggalkan beliau; hingga gelegar orasi dan pidato – pidato Pak Prabowo – yang hanya mengalir melalui kaldera jiwa menuju ruang hampa udara.
SUDAHLAH…..Kita mestinya tidak lagi menyebut JOKOWI BUKAN MUSLIM tetapi lebih arif jika kita katakan bahwa; JOKOWI JUGA BUKAN SUPERMAN; dia tak kan mampu berjalan sendiri dan tak bisa dibiarkan sendiri; karena kekuasaan cenderung memiliki bakat yang totaliter; namun harus diakui dia yang Terpilih; bukan hanya karena jumlah suara pemilih tapi selalu ada Peran Yang Maha Latif utk memberikan “Amanah yang sekaligus musibah”. Karena sesungguhnya Kekuasaan merupakan wilayah cobaan yang sarat dengan “energy potensial gravitasi musibahnya”.
REVOLUSI MENTAL yang disampaikan JOKOWI sesungguhnya jawaban bahwa dia bukan SUPERMAN atau SUPERHERO; yang dapat dipastikan dapat menyelesaikan semua problem bangsa ini secara kaffah;
Jokowi tidak sendiri; dia membutuhkan pak JK, membutuhkan ide – ide besar pak Prabowo; kecerdasan pak Hatta Radjasa; membutuhkan para menteri dan jajarannya; membutuhkan dukungan dan doa seluruh rakyat Indonesia.
SUDAHLAH…..Kenapa sulit sekali bagi beberapa pihak menerima KEKALAHAN sebagai satu KENYATAAN tetapi sebagai HAK yang dirampas ? Kita selalu saja bertahan dalam kegaduhan pendapat bahwa ada intervensi asing disetiap pentas pemilihan pemimpin Nasional ?
Bukan hanya pak Prabowo yang katanya risau akan penguasaan bangsa Asing ( Barat ) terhadap bangsa ini; kita semua risau akan itu; kita semua risau dengan Novus ordo seclorum ( “New order of the ages”)/ tata dunia baru; yang “MEREKA” bangun sekehendak mereka dengan pola –pola yang menciptakan disharmoni di “nyaris” semua lini. Yang salah satunya pembangunan tata dunia baru versi mereka adalah dengan menciptakan sebuah proses lahirnya pemimpin yang manipulatif; yang tidak lagi mereprensentasikan butir – butir sila KETUHANAN YANG MAHA ESA.
Itu semua adalah hal yang merisaukan dan saat ini kita tinggal mencermati ; jika ORANG – ORANG BAIK yang berada di ‘PUSARAN” kekuasaan, tak berdaya menanamkan nilai – nilai kebaikannya, kita harus menyakini bahwa doa – doa rakyat yang tulus yang akan membuat seluruh rakyat Indonesia bergerak dan melengserkan pemimpin – pemimpin yang seperti itu. Bisa saja yang terjadi lebih dari sekedar revolusi mental. Walaupun sesungguhnya ; pesan implisit dari Revolusi Mental itu adalah tantangan bagi Novus ordo seclorum versi mereka.
Untuk menyikapi itu semua; kita sebaiknya bersama – sama melibatkan ALLAH semaksimal mungkin ( walaupun tanpa dilibatkan ALLAH pasti terlibat), sembari kita kawal Jokowi – JK sebagai proses yang sedang ALLAH lakukan dengan rasa syukur dan kesadaran penuh bahwa ALLAH terlibat dalam proses transasional bangsa ini.
Mestinya kita memahami bahwa DEMOKRASI, PEMILU, KPU , MK , KEKALAHAN dan KEMENANGAN adalah sebagai makhluk ciptaan ALLAH SWT. Sehingga kita sebagai bangsa yang beragama dan BERKETUHANAN YANG MAHA ESA, mestinya memandang INTERVENSI ASING adalah INTERVENSI ALLAH dalam setiap peristiwa disemesta ini yang tak pernah luput dari intervensiNYA ?….termasuk terhadap makhlukNYA yang kita sebut KEKALAHAN dan KEMENANGAN.
Dalam konteks Ramadhan – mudik kosmologis – Idhul fitri; kita dapat semua itu implementasi dari REVOLUSI MENTAL; sehingga kita memahami dan selalu dapat MEMENANGKAN KEKALAHAN dan MENGALAHKAN KEMENANGAN.
DEMOKRASI itu BUKAN La Roi ba fih; DEMOKRASI itu BUKAN TUHAN; tetapi; mohon maaf jika saya meyakini bahwa ; ALLAH SWT adalah pencoblos PERTAMA; dalam pemilu yang 9 Juli 2014 yg lalu dan ALLAH jualah yang menentukan siapa YANG dikehendakiNYA.
Dalam konteks Ramadhan – mudik kosmologis – Idhul fitri; kita dapat memahami bahwa semua itu dapat direfleksikan dalam REVOLUSI MENTAL ? sehingga kita memahami dan selalu dapat MEMENANGKAN KEKALAHAN dan MENGALAHKAN KEMENANGAN.
Bukan mau menang tapi tidak siap kalah.
Bukankan setelah Kemenangan Spiritual di Idhul Fitri ; kita disunnahkan puasa Syawal…..?
SUDAHLAH …….Intervensi Asing itu tak akan pernah berdaya dengan INTERVENSI ALLAH. Titik.
Selamat Idhul Fitri 1435 H dan Mohon Maaf Lahir Bathin.
MERDEKA !!! ( Atau mati suri ….)
Sumber : http://ift.tt/1kuwTmb