KUNJUNGAN BOS FACEBOOK KE JOKOWI ADALAH BUKTI NYATA KEPENTINGAN ASING
Kedatangan Bos Facebook Mark Zuckenberg ke Indonesia khususnya menemui Presiden terpilih Joko Widodo ditanggapi biasa saja bagi masyarakat Indonesia. Kunjungan tersebut dianggap wajar dan akan memberi pengaruh positif bagi perkembangan informasi dan teknologi bangsa ini. Namun sebagian masyarakat lain memberi tanggapan miring terkait pertemuan Mark Zuckenberg dan Joko Widodo. Sudah pasti ada agenda asing yang mendompleng Bos Facebook tersebut.
Saat Kampanye Pilpres beberapa bulan yang lalu terdapat informasi yang menyatakan bahwa media asing sangat getol dan konsisten memberi dukungan kepada Pasangan Jokowi-JK. Bahkan beberapa media secara terang-terangan melakukan aksi black campaign kepada pasangan Prabowo-Hatta. Misalnya saat wartawan asing bernama Allan Nairn memberitakan sebuah pernyataan dari Prabowo Subianto yang menyebut bahwa Gus Dur adalah Presiden buta.
“Prabowo dulu pernah mengecam Gus Dur dan demokrasi Indonesia.”
“Indonesia belum siap untuk demokrasi. Kita masih kanibal, masih banyak kelompok yang melakukan kekerasan. Terlalu banyak kelompok etnis dan keagamaan yang menghalangi demokrasi.
Soal Gus Dur, Prabowo kata Nairn menyebut presiden itu seorang buta dan memalukan. “Militer kenapa tunduk dengan presiden buta. Bayangkan. Lihatlah, dia memalukan.”
“Lihat Tony Blair, Bush, Putin. Mereka muda, ganteng. Dan kita? Punya presiden buta,” tulis Nairn menirukan Prabowo saat itu.
Sangat jelas bahwa tulisan Allan Nairn terlalu tendensius dan merupakan fitnah demi kepentingan pihak-pihak tertentu.
Kepentingan asing tentunya adalah meletakkan fondasi penjajahan modern kepada Bangsa Indonesia. Bentuknya bisa melalui revolusi mental yaitu menghancurkan mental generasi muda bangsa ini dengan pornografi, kebebasan seksualitas, dan upaya menjauhkan mereka dari norma dan Agama.
Upaya lain yaitu dengan memata-matai seluruh manusia di negeri ini yang terdaftar dan bergabung di Facebook. Mungkin ada lebih dari separuh manusia di negeri ini yang memiliki akun di facebook.Tujuannya adalah memantau segala aktifitas manusia Indonesia yang terkenal narsis dan suka mengumbar informasi pribadinya.
Kesuksesan Jokowi-JK melenggang menuju RI -1 tidak lepas dari “bantuan” Facebook. Kampanye Jokowi-JK di media sosial sangat efektif menancapkan propaganda-propaganda ke otak para pengguna media sosial indonesia terutama facebook.
Sangat beralasan jika Prabowo di beberapa waktu menekankan betapa asing sangat berkepentingan di Indonesia. Media asing sangat berperan terhadap mulusnya pasangan Jokowi-JK. Dengan dalih mengembangkan internet di Indonesia, maka dengan leluasa asing akan mengobrak-abrik jaringan cyber Indonesia.
Tentu kita harus tetap berfikir positif terhadap Mark Zuckenberg dan pemilik-pemilik situs internet atau media-media asing. Tetapi berfikir positif tidak harus mengorbankan pemikiran kritis kita. Keberadaan media sosial memang sangat membantu kita mengembangkan pengetahuan dan berbagi informasi. Tanpa media sosial tentu peradaban kita akan tertinggal jauh layaknya negara-negara yang mengharamkan media sosial.
Jika kita mau menelisik lebih jauh, maka tentu pikiran Anda akan terhenyak. Betapa tidak, para pemilik media-media asing tersebut ternyata saling terintregrasi dalam sebuah kelompok besar yang diyakini banyak orang adalah berhubungan dengan Yahudi dan penganut aliran Freemason- Illuminati. Namun hal itu tidak banyak dipercaya dan tidak terlalu dipermasalahkan oleh masyarakat kita.
Bersyukurlah bagi kita tinggal di negara yang menghalalkan media sosial. Sekali lagi bahwa berfikiran positif tidak boleh menghilangkan pemikiran kritis.
Sumber : http://ift.tt/1sDT3VP
Saat Kampanye Pilpres beberapa bulan yang lalu terdapat informasi yang menyatakan bahwa media asing sangat getol dan konsisten memberi dukungan kepada Pasangan Jokowi-JK. Bahkan beberapa media secara terang-terangan melakukan aksi black campaign kepada pasangan Prabowo-Hatta. Misalnya saat wartawan asing bernama Allan Nairn memberitakan sebuah pernyataan dari Prabowo Subianto yang menyebut bahwa Gus Dur adalah Presiden buta.
“Prabowo dulu pernah mengecam Gus Dur dan demokrasi Indonesia.”
“Indonesia belum siap untuk demokrasi. Kita masih kanibal, masih banyak kelompok yang melakukan kekerasan. Terlalu banyak kelompok etnis dan keagamaan yang menghalangi demokrasi.
Soal Gus Dur, Prabowo kata Nairn menyebut presiden itu seorang buta dan memalukan. “Militer kenapa tunduk dengan presiden buta. Bayangkan. Lihatlah, dia memalukan.”
“Lihat Tony Blair, Bush, Putin. Mereka muda, ganteng. Dan kita? Punya presiden buta,” tulis Nairn menirukan Prabowo saat itu.
Sangat jelas bahwa tulisan Allan Nairn terlalu tendensius dan merupakan fitnah demi kepentingan pihak-pihak tertentu.
Kepentingan asing tentunya adalah meletakkan fondasi penjajahan modern kepada Bangsa Indonesia. Bentuknya bisa melalui revolusi mental yaitu menghancurkan mental generasi muda bangsa ini dengan pornografi, kebebasan seksualitas, dan upaya menjauhkan mereka dari norma dan Agama.
Upaya lain yaitu dengan memata-matai seluruh manusia di negeri ini yang terdaftar dan bergabung di Facebook. Mungkin ada lebih dari separuh manusia di negeri ini yang memiliki akun di facebook.Tujuannya adalah memantau segala aktifitas manusia Indonesia yang terkenal narsis dan suka mengumbar informasi pribadinya.
Kesuksesan Jokowi-JK melenggang menuju RI -1 tidak lepas dari “bantuan” Facebook. Kampanye Jokowi-JK di media sosial sangat efektif menancapkan propaganda-propaganda ke otak para pengguna media sosial indonesia terutama facebook.
Sangat beralasan jika Prabowo di beberapa waktu menekankan betapa asing sangat berkepentingan di Indonesia. Media asing sangat berperan terhadap mulusnya pasangan Jokowi-JK. Dengan dalih mengembangkan internet di Indonesia, maka dengan leluasa asing akan mengobrak-abrik jaringan cyber Indonesia.
Tentu kita harus tetap berfikir positif terhadap Mark Zuckenberg dan pemilik-pemilik situs internet atau media-media asing. Tetapi berfikir positif tidak harus mengorbankan pemikiran kritis kita. Keberadaan media sosial memang sangat membantu kita mengembangkan pengetahuan dan berbagi informasi. Tanpa media sosial tentu peradaban kita akan tertinggal jauh layaknya negara-negara yang mengharamkan media sosial.
Jika kita mau menelisik lebih jauh, maka tentu pikiran Anda akan terhenyak. Betapa tidak, para pemilik media-media asing tersebut ternyata saling terintregrasi dalam sebuah kelompok besar yang diyakini banyak orang adalah berhubungan dengan Yahudi dan penganut aliran Freemason- Illuminati. Namun hal itu tidak banyak dipercaya dan tidak terlalu dipermasalahkan oleh masyarakat kita.
Bersyukurlah bagi kita tinggal di negara yang menghalalkan media sosial. Sekali lagi bahwa berfikiran positif tidak boleh menghilangkan pemikiran kritis.
Sumber : http://ift.tt/1sDT3VP