Jika Kembali Kalah di MPR, PDIP Jangan Ngadu Lagi Sama Rakyat
Perebutan kursi pimpinan DPR/MPR merupakan pertarungan elite, tidak ada korelasinya dengan kepentingan rakyat. Tapi anehnya pihak yang gagal yaitu Koailisi Indonesia Hebat (KIH) yang memuat partai-partai pendukung Jokowi-Jusuf Kalla sering kali membawa nama rakyat untuk dijadikan alasan agar mendapat simpati publik.
Akhir-akhir ini PDIP bukan lagi terlihat sebagai partai politik yang diisi oleh para petarung, ksatria dan calon-calon pemimpin masa depan. Tapi seperti pelakon sinetron yang sedih, setelah dilukai dan meminta belas kasihan masyarakat. Rakyat yang sudah susah digiring agar ikut dalam perebutan kekuasaan yang sedang mereka mainkan.
Kalau toh kalah, ya sudah, jadikan bagian intropeksi diri. Kenapa sebagai partai pemenang pileg dan partai berkuasa gagal menjadi pimpinan DPR.
Pasca kekalahan KIH yang cukup memalukan, banyak elite PDIP curhat lewat berbagai media masa, dengan beriba hati, menampilkan kesedihan agar publik bersimpati pada mereka. Dan sering juga komentar mereka membawa nama rakyat dengan menyebut bahwa tindakan lawan politiknya itu melukai rakyat, menggergaji hak rakyat, zalim dan lain sebagainya. Yang kita pertanyakan rakyat yang mana?
Heran memang, melihat kader PDIP belakangan ini. Rakyat yang sudah susah dibawa-bawa, dengan maksud bahwa mereka seperti pejuang rakyat yang sebenarnya. Andaikan yang mereka perjuangkan memang kepentingan rakyat banyak tak masalah, ini kan tidak. Kegagalan mereka berkuasa di parlemen kok rakyat yang dibawa-bawa, PDIP lucu memang.
Usai pilpres, akar rumput kembali memikirkan dan bekerja untuk kehidupan sehari-hari mereka. Adapun yang memang mengikuti perkembangan dinamika politik, tapi tak lebih sekedar tontonan semata. Layaknya seperti anak TK sedang memperebutkan permen, lucu, lawak dan menghiburkan. Jadi bagi elite PDIp jangan lagi ikut sertakan rakyat, PDIP ataupun KMp dapat pimpinan toh tak ada juga gunanya sama rakyat, karena anda sebentar lagi akan sibuk kungker ke luar negeri, menikmati pemandangan eropa, amerika.
Sumber : http://ift.tt/1sYtO1f
Akhir-akhir ini PDIP bukan lagi terlihat sebagai partai politik yang diisi oleh para petarung, ksatria dan calon-calon pemimpin masa depan. Tapi seperti pelakon sinetron yang sedih, setelah dilukai dan meminta belas kasihan masyarakat. Rakyat yang sudah susah digiring agar ikut dalam perebutan kekuasaan yang sedang mereka mainkan.
Kalau toh kalah, ya sudah, jadikan bagian intropeksi diri. Kenapa sebagai partai pemenang pileg dan partai berkuasa gagal menjadi pimpinan DPR.
Pasca kekalahan KIH yang cukup memalukan, banyak elite PDIP curhat lewat berbagai media masa, dengan beriba hati, menampilkan kesedihan agar publik bersimpati pada mereka. Dan sering juga komentar mereka membawa nama rakyat dengan menyebut bahwa tindakan lawan politiknya itu melukai rakyat, menggergaji hak rakyat, zalim dan lain sebagainya. Yang kita pertanyakan rakyat yang mana?
Heran memang, melihat kader PDIP belakangan ini. Rakyat yang sudah susah dibawa-bawa, dengan maksud bahwa mereka seperti pejuang rakyat yang sebenarnya. Andaikan yang mereka perjuangkan memang kepentingan rakyat banyak tak masalah, ini kan tidak. Kegagalan mereka berkuasa di parlemen kok rakyat yang dibawa-bawa, PDIP lucu memang.
Usai pilpres, akar rumput kembali memikirkan dan bekerja untuk kehidupan sehari-hari mereka. Adapun yang memang mengikuti perkembangan dinamika politik, tapi tak lebih sekedar tontonan semata. Layaknya seperti anak TK sedang memperebutkan permen, lucu, lawak dan menghiburkan. Jadi bagi elite PDIp jangan lagi ikut sertakan rakyat, PDIP ataupun KMp dapat pimpinan toh tak ada juga gunanya sama rakyat, karena anda sebentar lagi akan sibuk kungker ke luar negeri, menikmati pemandangan eropa, amerika.
Sumber : http://ift.tt/1sYtO1f