(31) LANGKAH KURIKULUM [1], Penerapan Sistem Republikasi Pendidikan, Menuju 2045 (bagian 13)
Melanjutkan :
http://ift.tt/1BKsDkQ
KURIKULUM MORAL, ANAK PINTAR BELUM TENTU BERMORAL, TETAPI ANAK BERMORAL PASTI PINTAR
Menapak ulang pendidikan Indonesia sejak tahun 1962, saat saya kelas 1 SR, sampai hari ini tahun 2014, pemerintah tetap berfokus mempintarkan anak bukan mencerdaskan anak.
Sangat berbeda dalam hasil antara anak pintar dan anak cerdas. Anak pintar bisa menghafal pelajaran 100 % dikte tanpa bisa menganalisis apa yang ia hafalkan, tetap anak cerdas mampu menganaliasis apa yang dihafalkan orang lain.
Anak pintar bisa menjawab semua pertanyaan yang ia hafalkan, namun anak cerdas menjawab pertanyaan yang bahkan tidak pernah tahu sebelumnya. Dan paling mendasar adalah anak pintar hanya untuk diri sendiri yang semakin hari semakin berfokus kepada diri, sedangkan anak cerdas selalu menelaah lingkungannya yang semakin hari semakin meluas lingkupannya.
Itu sebabnya anak pandai belum tentu cerdas, tetapi anak cerdas pasti pandai. Penjiwaan ini sangat sama dengan anak pintar belum tentu bermoral, tetapi anak bermoral pasti pintar.
GENERASI BARU INDONESIA MEMIMPIN DUNIA DENGAN KECERDASAN YANG BERMORAL.
Progran republikasi pendidikan potong generasi melalui kurikulum moral akan menuntun polapikir dan reflex rurani kepada kecerdasan yang hakikat, yang mengolah dan menyimpulkan keputusan dalam hasil yang baik buat orang lain dan diri sendiri.
Ketika anak tiba di tingkat ini, maka ia telah menjadi anak yang berklasifikasi moral. Padalah level ini berjalan lurus sejak anakdidik itu sebagai PAUD, dan berkembang meluas sampai ia lulus kesarjanaannya.
Semua anakdidik yang dihasilkan pendidikan akan menjadi manusia ideal yang dibutuhkan peradaban. Dan Indonesia sebagai Negara pionir akan menjadi pemimpin dunia masadepan dalam semua sisi bernegara.
Memimpih dunia tidak harus dengan menjadi adikuasa senjata, tetapi Indonesia bisa memimpin dunia dengan kecerdasan yang bermoral. Indonesia mampu bersahabat dengan baik dengan semua Negara dunia, dan bangsa-bangsa dunia juga akan mau bangga dan sangat menghargai Indonesia yang kehidupannya dan peradabannya berdiri diatas moralitas.
HASIL UTAMA PENDIDIKAN MORAL
Ketika bicara moral, maka itu terbuktikan bahwa Indonesia itu adalah sebuah Negara bersih di semua bidang, aman dan tenteram, beperaturan dan berketeraturan, berbudaya dan sopansantun, dan sejahtera sejati.
Di saat itu, betapa dunia akan semakin senang sebab banyak sekali penemuan baik teknologi maupun budaya yang berguna untuk mensejahterakan umat manusia muncul dari Indonesia.
Seluruhnya hanya didapat melalui kurikulum moral yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia pada tanggal dan hari yang sama.
Cita-cita ini hanyalah bualan dan pepesan kosong, jika pemerintah tidak mau menjalankannya. Dan itu adalah sangat keterlaluan. Pula jika pemerintah tidak melakukannya maka ini adalah contoh kegagalan pendidikan 1962 sampai sejauh ini.
PROSES KURIKULUM MORAL
Setiap tingkat kelas pendidikan sekolah dan setiap tingkat pendidikan tinggi ditambahkan dua buah matapelajaran moral, yaitu pendidikan Pancasila dan pendidikan moral, yang diajarkan setiap hari dalam waktu minimal satu jam pelajaran; dan matapelajaran ilmu agama bukan hanya berintikan pada dogma dan doktrin, tetapi terutama menjadi bagian terbesar dalam proses belajar adalah kurikulum praktek.
Dan setiap matapelajaran ilmu regular diisi dengan minimum lima menit petuah dan nasihat bijak yang mengantar anak mempelajari ilmu secara cerdas.
Kurikulum baru ini tertambahkan matapelajaran pendidikan Pancasila, moral, dan agama yang intensif, dan juga diinjeksikan di setiap matapelajaran dan matakuliah pada setiap matapelajaran ilmu.
Injeksi dalam setiap matapelajaran dan matakuliah di setiap jenjang pendidikan, adalah menerapkan proses belajar pelajaran ilmu yang didalamnya terkandung pemahaman bagaimana orang berilmu itu menjiwai Pancasila, moral, dan agama.
(BERSAMBUNG, bagian 14, (LANGKAH KURIKULUM [2])
Salam Indonesia sejahtera 2045
Tuhan memberkati Indonesia
Sumber : http://ift.tt/1qWXZyK
http://ift.tt/1BKsDkQ
KURIKULUM MORAL, ANAK PINTAR BELUM TENTU BERMORAL, TETAPI ANAK BERMORAL PASTI PINTAR
Menapak ulang pendidikan Indonesia sejak tahun 1962, saat saya kelas 1 SR, sampai hari ini tahun 2014, pemerintah tetap berfokus mempintarkan anak bukan mencerdaskan anak.
Sangat berbeda dalam hasil antara anak pintar dan anak cerdas. Anak pintar bisa menghafal pelajaran 100 % dikte tanpa bisa menganalisis apa yang ia hafalkan, tetap anak cerdas mampu menganaliasis apa yang dihafalkan orang lain.
Anak pintar bisa menjawab semua pertanyaan yang ia hafalkan, namun anak cerdas menjawab pertanyaan yang bahkan tidak pernah tahu sebelumnya. Dan paling mendasar adalah anak pintar hanya untuk diri sendiri yang semakin hari semakin berfokus kepada diri, sedangkan anak cerdas selalu menelaah lingkungannya yang semakin hari semakin meluas lingkupannya.
Itu sebabnya anak pandai belum tentu cerdas, tetapi anak cerdas pasti pandai. Penjiwaan ini sangat sama dengan anak pintar belum tentu bermoral, tetapi anak bermoral pasti pintar.
GENERASI BARU INDONESIA MEMIMPIN DUNIA DENGAN KECERDASAN YANG BERMORAL.
Progran republikasi pendidikan potong generasi melalui kurikulum moral akan menuntun polapikir dan reflex rurani kepada kecerdasan yang hakikat, yang mengolah dan menyimpulkan keputusan dalam hasil yang baik buat orang lain dan diri sendiri.
Ketika anak tiba di tingkat ini, maka ia telah menjadi anak yang berklasifikasi moral. Padalah level ini berjalan lurus sejak anakdidik itu sebagai PAUD, dan berkembang meluas sampai ia lulus kesarjanaannya.
Semua anakdidik yang dihasilkan pendidikan akan menjadi manusia ideal yang dibutuhkan peradaban. Dan Indonesia sebagai Negara pionir akan menjadi pemimpin dunia masadepan dalam semua sisi bernegara.
Memimpih dunia tidak harus dengan menjadi adikuasa senjata, tetapi Indonesia bisa memimpin dunia dengan kecerdasan yang bermoral. Indonesia mampu bersahabat dengan baik dengan semua Negara dunia, dan bangsa-bangsa dunia juga akan mau bangga dan sangat menghargai Indonesia yang kehidupannya dan peradabannya berdiri diatas moralitas.
HASIL UTAMA PENDIDIKAN MORAL
Ketika bicara moral, maka itu terbuktikan bahwa Indonesia itu adalah sebuah Negara bersih di semua bidang, aman dan tenteram, beperaturan dan berketeraturan, berbudaya dan sopansantun, dan sejahtera sejati.
Di saat itu, betapa dunia akan semakin senang sebab banyak sekali penemuan baik teknologi maupun budaya yang berguna untuk mensejahterakan umat manusia muncul dari Indonesia.
Seluruhnya hanya didapat melalui kurikulum moral yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia pada tanggal dan hari yang sama.
Cita-cita ini hanyalah bualan dan pepesan kosong, jika pemerintah tidak mau menjalankannya. Dan itu adalah sangat keterlaluan. Pula jika pemerintah tidak melakukannya maka ini adalah contoh kegagalan pendidikan 1962 sampai sejauh ini.
PROSES KURIKULUM MORAL
Setiap tingkat kelas pendidikan sekolah dan setiap tingkat pendidikan tinggi ditambahkan dua buah matapelajaran moral, yaitu pendidikan Pancasila dan pendidikan moral, yang diajarkan setiap hari dalam waktu minimal satu jam pelajaran; dan matapelajaran ilmu agama bukan hanya berintikan pada dogma dan doktrin, tetapi terutama menjadi bagian terbesar dalam proses belajar adalah kurikulum praktek.
Dan setiap matapelajaran ilmu regular diisi dengan minimum lima menit petuah dan nasihat bijak yang mengantar anak mempelajari ilmu secara cerdas.
Kurikulum baru ini tertambahkan matapelajaran pendidikan Pancasila, moral, dan agama yang intensif, dan juga diinjeksikan di setiap matapelajaran dan matakuliah pada setiap matapelajaran ilmu.
Injeksi dalam setiap matapelajaran dan matakuliah di setiap jenjang pendidikan, adalah menerapkan proses belajar pelajaran ilmu yang didalamnya terkandung pemahaman bagaimana orang berilmu itu menjiwai Pancasila, moral, dan agama.
(BERSAMBUNG, bagian 14, (LANGKAH KURIKULUM [2])
Salam Indonesia sejahtera 2045
Tuhan memberkati Indonesia
Sumber : http://ift.tt/1qWXZyK