KARENA KALAH PILPRES, CUMA ITU MOTIF NYA KOK
Hingar bingar politik saat ini dari DPR, DPRD, para Kepala Daerah dan lain-lain sebenernya hanya satu motif dan awal nya : Karena KALAH PILPRES, itu tok … Cuma itu pangkal masalah dan motif nya, gak ada yang lain
Coba liat masalah yang lagi hangat yaitu RUU Pilkada kapan mulai bergulir nya
1. - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi resmi menyerahkan pembahasan RUU Pilkada pada 6 Juni 2012.Pemerintah mengusulkan hanya bupati dan wali kota saja dipilih melalui pemilihan langsung, sedangkan Gubernur dipilih oleh DPRD, waktu itu lima fraksi DPR menolak usul pilkada melalui DPRD, yaitu PDI Perjuangan, PKS, PAN, Partai Gerindra, dan Partai Hanura. Hanya Fraksi Partai Demokrat dan Fraksi PPP yang jelas-jelas setuju dengan usul pemerintah. Sikap fraksi lainnya masih belum jelas. Saat belum ada kesepakatan di DPR, pemerintah mengubah usul mekanisme pemilihan, perubahan yang ditawarkan pemerintah adalah gubernur dipilih langsung, sedangkan bupati dan wali kota dipilih oleh DPRD.
2. - Dalam sidang 4 Februari 2014 yang membahas Pasal 2 RUU Pilkada, muncul perbedaan sikap di antara fraksi DPR. Fraksi Golkar dan PKB setuju gubernur dipilih langsung, sedangkan bupati dan wali kota dipilih oleh DPRD, sementara fraksi lainnya kepala daerah dipilih langsung.
3. - Dalam rapat 9 September 2014, Fraksi Demokrat, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, dan PPP sepakat pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota melalui DPRD . Sedangkan Fraksi PDI Perjuangan, PKB, dan Hanura sepakat kepala daerah dipilih langsung.
Jelas kan tanggal 9 September Koalisi Merah Putih (KMP) berbalik arah, menjilat ludah sendiri demi memelihara dendam kalah pilpres setelah keputusan MK yang menolak semua gugatan mereka, gak usah debat bla bla bla…. udah jelas kok pangkal masalah dan motif nya, mau di bolak-balik tetep aja benang merah nya karena KALAH PILPRES, Cuma itu tok…. gak ada yang lain.
Selama motif itu dipelihara dan di sirami dengan subur di KMP maka selama itu pula politik di negri tidak aka pernah damai penuh debat kusir, menyalahkan kebijakan yang satu dan lainnya, yang penting asal beda, yang penting” gue seneng dan lu susah”.
Jadi jangankan kita berangan-angan bersama-sama membangun bangsa ini kalo untuk akur pun para elit politik nya masih menyirami dan memelihara kesuburan “motif” tadi.
Siap-siap tambahan issue lain lagi dengan motif yang sama….
Sumber : http://ift.tt/XauamC