Suara Warga

Politik Hangat Tahi Ayam Ala Kompasiana

Artikel terkait : Politik Hangat Tahi Ayam Ala Kompasiana

Beberapa waktu lalu, saya suarakan “Prabowo, Belajarlah Dari Messi”. Jeweran atas pernyataan Prabowo praputusan rekapitulasi nasional KPU itu berbuntut fakta gugatan Prahara ke MK. Tak perlu ribed membicarakan motivasi gugatan karena MK bukanlah sekumpulan tim pencari bakat atau perekrut karyawan baru di perusahaan negara yang namanya Indonesia.

Kalau sudah bicara MK, nalar kita seharusnya mengarah ke fakta-fakta hukum dan konstitusi. Ada yang bilang gugatan itu setidaknya merupakan pembelajaran demokrasi. Ada yang bilang gugatan itu wujud sikap tidak konsisten, ya monggo. Toh, semua klaim itu datang dari para pendukung dan lawan politiknya. Memangnya, MK pemandu sorak yang perlu tahu tim mana yang harus didukungnya? Sontoloyo!

Begitulah gegap-gempita politik, banyak orang mendadak paham dan sebagian galau. Dikit-dikit paham, dikit-dikit galau, macam begini orang apa? Sekalian saja punya pemahaman mendasar dan menyeluruh tentang bangsa dan negara, sehingga tidak keranjingan dengan isu-isu insidental yang remeh-temeh.

Jelek-jeleknya orang memandang Kekhilafahan, itu pun adalah ideologi. Mereka yang menolak dan mencelanya apakah mengerti ideologi atau paham tentang gagasan suatu negara dan rakyatnya? Ternyata, “Pancasila Harga Mati” masih banyak disikapi sekedar jargon yang ompong.

Pancasila akhirnya tak lebih dari simbol-simbol yang menggantung di dada garuda. Tidak beda jauh dari masa prasejarah ketika manusia purba doyan bikin simbol di dinding-dinding gua. Malahan, mereka lebih menunjukkan apresiasi karena belajar dan terus belajar memaknai alam dengan penyimbolan.




Sumber : http://ift.tt/1zayjDi

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz