Suara Warga

Awas SBY!

Artikel terkait : Awas SBY!

1418276869866188891

SETELAH menenangkan diri selama kurang-lebih dua bulan, pasca-lengser dari kursi kepresidenan, SBY, mulai menampakkan diri ke publik. Tidak tanggung-tanggung, beliau dengan lantang mengecam Partai Golkar dan ketua umumnya, Aburizal Bakrie, yang dalam munas Bali memutuskan menolak perppu yang digululirkan SBY beberapa hari menjelang turun takhta.

SBY mengatakan kalau Aburizal Bakrie dengan Koalisi Merah Putih (KMP) telah ingkar janji. Rupanya sebelum ini ada perjanjian antara KMP dengan SBY untuk mendukung Perppu yang berisi point tentang pelaksanaan pilkada langsung. Perppu ini dikeluarkan Presiden SBY untuk melawan ambisi KMP yang hendak menguasai daerah-daerah di Tanah Air lewat kepala-kepala daerah yang terpilih lewat DPRD, bukan pilihan langsung masyarakat. Nyata sekali, ambisi berkuasa sangat kental di sini. “Soal kesejahteraan rakyat, bisa diatur”. Itu mungkin yang ada di benak para politikus yang ambisius tersebut. Maka tanpa risih mereka ingin memutar jarum jam: kembali ke masa-masa suram, di mana penempatan kepala daerah dipercayakan kepada segelintir politikus yang didonimansi manusia bermental tikus.

Soal pilkada langsung atau tidak langsung ini, sepak terjang SBY sangat membingungkan. Sewaktu rapat paripurna DPR RI untuk memutuskan apakah pilkada lewat DPRD atau langsung, kok Fraksi Demokrat, yang adalah anak-anak buah SBY, walkout? Andaikata Fraksi Demokrat turut dalam voting memilih pilkada langsung, kemungkinan besar masalah pilkada ini tidak jadi polemik berkepanjangan, hingga saat ini. Walkoutnya FD, gara-gara perintah Nurhayati Assegaf, ketua Fraksi. Tetapi beranikah Nurhayati memerintahkan anggotanya walkout tanpa perintah seseorang, yang adalah atasannya?

Kita hanya bisa tertawa geli, menyaksikan SBY kalang kabut setelah KMP memenangkan voting untuk kembali ke pilkada DPRD. Ada orang yang mencoba membela SBY dan menyalahkan Nurhayati dengan mengatakan kalau Nurhayati salah mendengar instruksi dari SBY yang ketika itu berada di Luar Negeri. Kata mereka, SBY menyuruh anak buahnya supaya “all out” memperjuangkan pilkada langsung, namun Nurhayati mendengar perintah “walkout”. Jadinya, berabe. Hehehehehe…

Apapun itu, yang jelas, sejak itu SBY getol menyuarakan pentingnya pilkada langsung. Bahkan dia menggulirkan Perppu. Alhasil, SBY pun dianggap membela pilkada langsung, sesuai aspirasi mayoritas rakyat. Plong! Soal apakah yang keluar dari mulutnya waktu itu adalah perintah untuk “walk out” atau “all out”? Biarlah hanya Tuhan, SBY dan Nurhayati yang tahu.

Belum lama ini SBY merapat ke kubu Jokowi. Alasannya, Aburizal Bakrie bersama Golkar dan KMP ingkar janji soal pilkada langsung. SBY yang mendambakan pilkada langsung memilih bergabung dengan koalisi pembela pilkada langsung. Gelagat SBY yang mulai bermesraan dengan pemerintah, dengan segara mengubah gambaran politik. Aburizal Bakrie ujug-ujug menyatakan setuju pilkada langsung. Suara-suara di KMP pun sama: setuju pilkada langsung karena melihat itulah keinginan rakyat banyak. Maka hampir pasti kalau Perppu yang diwariskan SBY akan mulus di DPR.

Melihat sepak terjang SBY, patut pula dipertanyakan apa agenda politik selanjutnya? Apakah dia hendak menciptakan deal dengan pemerintah Jokowi? Bisa saja, dengan menyatakan mendukung pilkada langsung dia ingin menawarkan tawar-menawar dengan pemerintah. Apalagi, belum lama ini, SBY mengatakan kepada Wapres Jusuf Kalla supaya pemerintah Jokowi – JK meneruskan program-program SBY. Apakah sikap pro-pilkada langsung ini sebagai umpan? Wallahualam bissawab. Politik memang sering gelap dan licik. Maka tepat sekali bila kita mengingatkan pemerintah: Awas SBY!




Sumber : http://ift.tt/1seUfQz

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz