Sebuah Aksi akan Reaksi
Ada aksi, ada reaksi. Saya udah bilang sejak dulu kala, overexpose atas seorang tokoh hanya akan berujung pada dua hal: idolisasi atau jenuh. Akibat para pengidol terus-menerus memuji doi, akhirnya sebagian dari yang jenuh itu berubah jadi jengkel.
Wajar. Manusiawi. Jengkelnya, bukan ngidolnya.
Dan sekarang, kita melihat dua kutub netizen. Yang pertama, apa yang dilakukan benar. Gak peduli bohong, ingkar janji, berkhianat, sampe gak ilmiah alias ngawur, pujiannya tetap setinggi langit.
Akhirnya, kutub seberangnya pun bereaksi. Segala puja-puji dari media dan corong-corong setianya pun dibantah. Meski ada titik kecil kebaikan, tetap saja ada kelemahan yang bisa diperbaiki. Dan ini hanya reaksi. Tidak akan muncul tanpa aksi.
Hanya ada dua macam manusia yang bisa dianggap selalu benar: penipu ulung dan pembawa kitab suci.
~ selanjutnya terserah anda
-Nug-
http://ift.tt/1pDWhIl
Sumber : http://ift.tt/1yrtJT2
Wajar. Manusiawi. Jengkelnya, bukan ngidolnya.
Dan sekarang, kita melihat dua kutub netizen. Yang pertama, apa yang dilakukan benar. Gak peduli bohong, ingkar janji, berkhianat, sampe gak ilmiah alias ngawur, pujiannya tetap setinggi langit.
Akhirnya, kutub seberangnya pun bereaksi. Segala puja-puji dari media dan corong-corong setianya pun dibantah. Meski ada titik kecil kebaikan, tetap saja ada kelemahan yang bisa diperbaiki. Dan ini hanya reaksi. Tidak akan muncul tanpa aksi.
Hanya ada dua macam manusia yang bisa dianggap selalu benar: penipu ulung dan pembawa kitab suci.
~ selanjutnya terserah anda
-Nug-
http://ift.tt/1pDWhIl
Sumber : http://ift.tt/1yrtJT2