Kartu Sakti Jokowi: Cepat dicurigai, lambat diomeli
Rakyat miskin atau kelompok dengan keterbatasan ekonomi, bisa segera mendapatkan pelayanan di bidang kesehatan, pendidikan dan keluarga. Ini bukan kabar burung. Namun program nyata dari presiden Jokowi.
Maka pada ,Senin, (3/11) Presiden RI ke 7, Joko Widodo meluncurkan tiga program kartu untuk masyarakat, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera.
Namun, tidak semua maksud baik mendapat dukungan menggembirakan. Seperti diberitakan, peluncuran tiga kartu sakti Jokowi mendapat kritik pedas dari politisi dan pakar hokum negeri ini.
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengingatkan, Presiden Joko Widodo tentunya harus berhati-hati dalam melaksanakan program-programnya. Terutama mengenai KIS dan KIP. “Itu itikad baik, tapi kami berkepentingan sekali untuk tidak ada pelanggaran di awal-awal, itu aja. Masa ngomong ngingetin orang, ‘awas ada lubang’ kok salah. Harusnya diapresiasi. Mungut duri di jalan kan, itu pahalanya besar. Saya bilang, hati-hati pak ada lubang,” kata Fahri seperti dikutip merdeka.com, Jumat (7/11).
Begitu pun komentar miring tentang kartu sakti ini dinyatakan oleh mantan Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra , yang menyebut program ini tidak memiliki dasar hukum yang jelas.
Dalam kultwitt-nya, 6 November 2014, ia mengkritik keras prosedur pelaksanaan kebijakan populis tersebut. Utamanya dari sisi hukum tata negara. Ia juga mengkritik keras Menko PSDM Puan Maharani dan Mensesneg Prof. Pratikno.
“Saya berharap Mensesneg Sutikno juga jangan bicara asbun seperti Puan. Pikirkan dulu dalam-dalam sebelum bicara dan bertindak dalam mengurus negara.” Demikian twiit Yusril.
Mendapat serangan di media social demikian, maka sejam lalu akun facebook Jokowi melakukan update status sebagai berikut :
Rupanya Presiden Jokowi terlampau cepat berlari. Sementara masih ada yang tidak mau lari.***
Sumber : http://ift.tt/1GwoB4G
Maka pada ,Senin, (3/11) Presiden RI ke 7, Joko Widodo meluncurkan tiga program kartu untuk masyarakat, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera.
Namun, tidak semua maksud baik mendapat dukungan menggembirakan. Seperti diberitakan, peluncuran tiga kartu sakti Jokowi mendapat kritik pedas dari politisi dan pakar hokum negeri ini.
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengingatkan, Presiden Joko Widodo tentunya harus berhati-hati dalam melaksanakan program-programnya. Terutama mengenai KIS dan KIP. “Itu itikad baik, tapi kami berkepentingan sekali untuk tidak ada pelanggaran di awal-awal, itu aja. Masa ngomong ngingetin orang, ‘awas ada lubang’ kok salah. Harusnya diapresiasi. Mungut duri di jalan kan, itu pahalanya besar. Saya bilang, hati-hati pak ada lubang,” kata Fahri seperti dikutip merdeka.com, Jumat (7/11).
Begitu pun komentar miring tentang kartu sakti ini dinyatakan oleh mantan Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra , yang menyebut program ini tidak memiliki dasar hukum yang jelas.
Dalam kultwitt-nya, 6 November 2014, ia mengkritik keras prosedur pelaksanaan kebijakan populis tersebut. Utamanya dari sisi hukum tata negara. Ia juga mengkritik keras Menko PSDM Puan Maharani dan Mensesneg Prof. Pratikno.
“Saya berharap Mensesneg Sutikno juga jangan bicara asbun seperti Puan. Pikirkan dulu dalam-dalam sebelum bicara dan bertindak dalam mengurus negara.” Demikian twiit Yusril.
Mendapat serangan di media social demikian, maka sejam lalu akun facebook Jokowi melakukan update status sebagai berikut :
Rupanya Presiden Jokowi terlampau cepat berlari. Sementara masih ada yang tidak mau lari.***
Sumber : http://ift.tt/1GwoB4G