Waspada ISIS | ISIS Mencoba Menembus Palu
Seorang warga menghapus gambar bendera ISIS di tembok makam yang berada di kawasan Tipes, Solo./foto ouropinion.info
AB, A, AB, dan AJ., empat WNA berkebangsaan Turki, diterbangkan dari Bandara Mutiara SIS Al Jufri, dengan Garuda dengan nomor penerbangan GA 623 menuju Jakarta. Mereka ditangkap di wilayah Kabupaten Parigi Moutong saat hendak menuju Kabupaten Poso pada Sabtu (13/9) sore.
Empat warga asing yang ditemani warga Indonesia itu hendak menuju Kabupaten Poso dengan diantar tiga warga Kota Palu bernama Saiful, Yudi, dan Irfan yang semuanya tinggal di wilayah Palu Utara; tiga warga Kota Palu itu juga telah diamankan aparat keamanan.
Berdasar info terbatas, ketuju orang yang diamankan tersebut, merupakan para pendukung dan anggota ISIS. Mereka bertujuan, merekrut warga setempat untuk menjadi (calon-calon) anggota ISIS, serta melakukan perang atas nama ISI di Suriah, Irak, dan wilayah lainya. Tidak menutup kemungkinan, mereka pun mencoba membangun kegaduhan baru di Indonesia, dan berawal dari wilayah Poso dan sekitarnya.
Pola gerakan penyebaran ISIS, melalui topeng dan tampilan keagamaan, ke daerah-daerah, telah menjadikn sejumlah Musyawarah Pimpinan Daerah atau Muspida melakukan koordinasi dengan semua elemen masyarakat. Sejumlah daerah, telah menjadikan “antisipasi masuknya ISIS ke wilayahnya,” sebagai agenda penting serta utama pada bidang politik dan keamanan.Aparat keamanan, TNI dan Polri, hingga Satuan Polisi Pamong Praja, diminta untuk lebih peka serta awas terhada hal baru, termasuk gerakan orang-orang asing, yang terjadi di sekitarnya.
Hal tersebut tertulis dalam surat edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dengan nomor 450/3806/SJ tanggal 7 Agustus 2014, yang mengintruksikan peran aktif gubernur serta bupati/walikota untuk mengawasi penyebaran ISIS di daerahnya masing-masing. Edaran Mendagri itu, disebukan bahwa
- Meningkatkan koordinasi dan kerjasama secara optimal dengan elemen pimpinan daerah mulai dari tingkat keluruhan, kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi.Secara berjenjang harus tingkatan kordinasi untuk mencegah berkembangnya paham ISIS
- Komunikasi antara pemerintah daerah dan TNI/Polri, BIN, Kantor Imigrasi untuk penanganan.
- Kepala daerah harus memberdayakan forum kementerian masyarakat seperti Forum Komunikasi Deteksi Masyarakat (FKDM), Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), Forum Pembangunan Kebangsaan (FPK) dan Forum Kordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT).
- Mengimbau kepada masyarakat agar tak mudah terpengaruh paham serta ideologis ISIS yang disebarkan jaringan tertentu. Semua elemen melaporkan perkembangan situasi politik serta keamana ketertiban nasional di Posko Pusat Komunikasi dan Informasi, Lantai 4 Gedung F Kemendagri, [http://ift.tt/1aUFg4X]
Di samping itu, menurut salah satu pejabat Kemendagri, kemarin, kepada saya, saat ini Kemendagri telah menempatkan petugas yang piket di Posko “pemantau jaringan ISIS;” sayangnya, ia lupa nomer kontak yang mudah dihubungi oleh publik, (diriku usulkan padanya, agar ada nomer bebas pulsa, dan diumumkan kepada publik ) .
Reaksi Presiden SBY
Kali ini, Presiden SBY tidak terlambat; menyusul penangkapan ISIS Agency di Palu, Presiden melakukan rapat mendadak pada hari Minggu, 14 September 2014 di Kantor Presiden. Menuurt SBY,
“Agenda rapat hari ini memikirkan apa yang perlu kita lakukan di dalam negeri berkaitan dengan perkembangan dan dinamika ISIS yang sekarang menjadi topik di tingkat internasional.
“Kegaduhan” terkait ISIS telah terjadi di tengah masyarakat dunia sehingga Indonesia lebih bagus untuk proaktif menawarkan kontribusi apa yang perlu dilakukan untuk menghentikan tragedi kekerasan dari mana pun datangnya.
Oleh sebab itu, semua pihak untuk jangan sampai terlena dan tepat waspada karena gerakan kekerasan tidak hanya bisa terjadi di Timur Tengah, tetapi juga di dalam negeri ini. Saya mengajak untuk mari kita dengan serius memastikan negara dalam keadaan yang baik.”
Tepat. Di tengah sikon penolakan ISIS di Indonesia, yang (sudah tak hangat) tidak seperti beberapa bulan yang lalu, sebaiknya, (kita) perlu hangatkan dan bunyikan kembali tambur penolakkan terhadap ISIS, sehingga suaranya terus mneyebar hingga ke pelosok-pelosok negeri.
Ajakan dari Presiden dalam rangka mencegah penyebaran ISIS tersebut harus menjadi “kepekaan dan kewaspadaan kita;” ya, semua anak bangsa yang mencintai damai dan perdamaian di negeri ini. Hal tersebut, juga akan memunculkan solidaritas masyarakat dalam rangka melawan kekerasan (yang biasa ditampilkan) oleh ISIS; juga, jika ada tanda-tandanya, maka masyarakat segera melaporkan ke aparat keamanan.
Opa Jappy
Sumber : http://ift.tt/XlWUcj