POLITISI NYATA TANPA KENEGARAWANAN
Mengamati perkembangan terakhir para politisi senior dari berbagai partai politik yang dengan berbagai argumentasi dan dalih untuk kembali kepada pilkada tidak langsung kita dapat tarik garis merah yang meskipun mereka tutup tutupi tetapi bagi rakyat yang punya kepekaan nurani tetap jelas nyata :
1. Beliau beliau dalam kelompok politisi itu sadar sesuai aturan permainan yang sudah ada dan tertata sudah pasti kalah atau mulai tersingkir. Maka satu satunya jalan supaya tidak tesingkir ya aturannya yang harus dirubah. Ini cara klasik untuk penyelamatan , biasanya selalu berhasil untuk penguasa negara yang rakyatnya kurang terdidik. Bagaimana untuk Indonesia kita amati saja apa rakyat Indonesia bisa diakali ???
2.Isue mengenai penghematan biaya pemilu juga perlu dikaji dengan jujur , pilkada langsung memang perlu biaya sosialisasi . Sedang kalau memakai pilkada tak langsung maka biaya terbesar pilkada adalah biaya untuk dipilih anggota DPRD.
3.Pilkada melalui DPRD pasti menciptakan jarak antara rakyat dengan pemimpinnya. Rasa memiliki dan ikatan emosionalnya akan longgar bahkan cuek bebek .
4. Seandainya DPRD - DPR di Indonesia mempunyai reputasi yang baik tentunya rakyat akan mempercayai bahwa pilihan DPRD adalah sesuai dengan hati nurani rakyat.
Jadi seandainya sekarang rakyat tidak setuju dengan PILKADA melalui DPRD artinya rakyat belum yakin bahwa para anggota dewan yang terhormat dapat mengemban amanah suci ini dengan bersih. Tentunya rakyat mempelajari segudang data peristiwa para anggota dewan yang belum mampu mengemban amanah rakyat.
Sekedar renungan untuk menunggu malam.
Sumber : http://ift.tt/1D3VP9S
1. Beliau beliau dalam kelompok politisi itu sadar sesuai aturan permainan yang sudah ada dan tertata sudah pasti kalah atau mulai tersingkir. Maka satu satunya jalan supaya tidak tesingkir ya aturannya yang harus dirubah. Ini cara klasik untuk penyelamatan , biasanya selalu berhasil untuk penguasa negara yang rakyatnya kurang terdidik. Bagaimana untuk Indonesia kita amati saja apa rakyat Indonesia bisa diakali ???
2.Isue mengenai penghematan biaya pemilu juga perlu dikaji dengan jujur , pilkada langsung memang perlu biaya sosialisasi . Sedang kalau memakai pilkada tak langsung maka biaya terbesar pilkada adalah biaya untuk dipilih anggota DPRD.
3.Pilkada melalui DPRD pasti menciptakan jarak antara rakyat dengan pemimpinnya. Rasa memiliki dan ikatan emosionalnya akan longgar bahkan cuek bebek .
4. Seandainya DPRD - DPR di Indonesia mempunyai reputasi yang baik tentunya rakyat akan mempercayai bahwa pilihan DPRD adalah sesuai dengan hati nurani rakyat.
Jadi seandainya sekarang rakyat tidak setuju dengan PILKADA melalui DPRD artinya rakyat belum yakin bahwa para anggota dewan yang terhormat dapat mengemban amanah suci ini dengan bersih. Tentunya rakyat mempelajari segudang data peristiwa para anggota dewan yang belum mampu mengemban amanah rakyat.
Sekedar renungan untuk menunggu malam.
Sumber : http://ift.tt/1D3VP9S