Suara Warga

Entah kenapa, tiba-tiba saja semalam aku bermimpi…

Artikel terkait : Entah kenapa, tiba-tiba saja semalam aku bermimpi…

Entah kenapa, tiba-tiba saja semalam aku bermimpi bertemu pak Probowo di negeri Indomesia. Padahal di dunia nyata tidak ada sedikitpun terbersit niatanku untuk bisa bertemu Beliau. Kalaupun aku diberi kesempatan memilih orang beken dan terkenal yang ingin aku temui, paling aku akan memilih dipertemukan dengan Ahok atau minimal Michelle Ziudith.

Nah, dalam mimpiku semalam aku memang benar-benar bertemu face-to-face dengan the Past Rising Star itu. Namun tidak seperti Jin Aladin yang biasanya bermurah hati memberi 3 jatah permintaan, Bapak itu sedikit agak pelit. Beliau cuman memberiku kesempatan untuk 1 pertanyaan dan 1 permintaan tentang apa saja. Tapi lumayanlah, minimal dikasi kesempatan.

Mungkin karena saking groginya bertemu orang penting, aku jadi tidak bisa mikir dengan jernih pertanyaan apa dan pemintaan kayak gimana yang mesti aku ajukan. Sedangkan fasilitas call a friend tidak diberikan. Entah kenapa, tiba-tiba tanpa bisa distop, dari mulutku meluncur begitu saja pertanyaan yang sepertinya tidak penting bangettt, “Emm saya cuman mau klarifikasi Pak, emmm benar tidak rumor yang mengabarkan bahwa waktu pendidikan AKABRI dulu Bapak pernah memukul dan mengeroyok pak BuYa?? Lalu akibat kejadian itu, apa benar Bapak dihukum tidak naik kelas, sehingga Bapak jadi tamat belakangan dari pak BuYa??”. Upsss, bodohnya aku mengajukan pertanyaan sepele itu, harusnya aku tanya tentang RUU Pilkada atau strategi berikutnya dari KMP alias KolMePut. Eeee ini malah keceplosan menanyakan masa silam yang ndak relevan.

Mendengar pertanyaan itu, Beliau hanya tersenyum dingin, cool persis seperti senyum pak Harto dulu. Aku berharap beliau tidak marah, karena kalau marah nanti bisa berabe. Dan akupun jadi deg-degan menunggu jawaban Beliau, karena sejatinya aku sangat berharap jawabannya adalah iya. Sejurus kemudian, dengan berwibawa dan tegas Beliau menjawab, “Karena kamu telah mengajukan 2 pertanyaan, sedangkan jatah yang aku berikan cuman 1, jadi aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu itu!!!”

Duh Gusti, tegasss amittt Bapak ini ya, pikirku, ndak bisa diajak kompromi sedikitpun!! Kok beda banget dengan dunia nyata yang terlalu kompromistis dengan koalisinya, sampai-sampai jadi amnesia akut tentang tujuan awal Gerakan Indonesia Royo itu apa??

Lalu tiba-tiba aku dikejutkan lagi dari ketermanguanku, ketika sekonyong-konyong Beliau menghardik, “Ayo sekarang ajukan 1 jatah permintaanmu, ingat lho ya hanya SATU, tidak lebih!!”. Dibentak seperti itu aku jadi makin gelagapan, “Sendiko dauh ndoro”, dan sambil terbata-bata akhirnya aku meminta, “Emm anu pak, mungkin ini juga adalah permintaan teman dan tetangga saya…..emmm….”. Belum sempat aku sambung, tiba-tiba dibentak lagi, “Ayo cepat katakan jangan lebay kayak SiBuYa!!”. Sambil menarik nafas dalam-dalam akhirnya aku memberanikan diri untuk mengajukan permintaan, “Emm gini Pak, seandainya rumor yang saya tanyakan sebelumnya benar, bahwa Bapak pernah menghajar pak BuYa dulu, maukah bapak mengulangi kejadian itu lagi sekarang????”

Belum sempat bapak itu menjawab, tiba-tiba saja aku terbangun dari mimpi, ughhhhh…..




Sumber : http://ift.tt/1t6gz8R

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz