Suara Warga

"Kesialan" Prabowo "Keberuntungan" Jokowi

Artikel terkait : "Kesialan" Prabowo "Keberuntungan" Jokowi

Sebelum saya lanjutkan, sebenarnya saya kurang sreg dengan istilah “kesialan”, namun tetap saya gunakan untuk menegaskan apa yang hendak saya sampaikan.

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, Prabowo telah berjuang menuju Kursi RI 1 selama bertahun-tahun. Kursi yang menurutnya akan sangat memudahkannya merealisasikan cita-citanya untuk membangkitkan Indonesia.

Hingga akhir 2012, Prabowolah satu-satunya sosok yang paling berpotensi atau elektabilitasnya paling tinggi sebagai Presiden NKRI berdasarkan hasil survei berbagai lembaga survei.

Di waktu itu Jokowi adalah tokoh nasional “dadakan” yang kepopulerannya di mata rakyat umum meningkat terus secara sangat signifikan. Tokoh yang unik, tokoh yang karakteristik dan latarbelakangnya lain sendiri dengan tokoh-tokoh nasional lainnya.

Prabowo menyadari benar hal itu.

Beliaupun kepikiran untuk memanfaatkan ketenaran Jokowi untuk lebih meningkatkan pencitraan dirinya sendiri. Dengan semangatnya iapun sangat mendukung Jokowi sebagai Gubernur DKI sekaligus untuk mengangkat kadernya Ahok sebagai wakil Jokowi.

Bersama dengan Megawati-PDIP, partner politiknya yang sangat beliau percayai bahwa Megawati akan memegang teguh “Perjanjian Batu Tulis 2009″, sama-sama memperjuangkan, mengangkat-angkat dan mengkampanyekan Jokowi sebagai gubernur, hingga akhirnya berhasil mengalahkan saingan terberat Jokowi yaitu Fauzi Bowo.

Ternyata kepopuleran Jokowi tidak berhenti di Gubernur DKI saja, cukup banyak rakyat Indonesia yang menginginkannya menjadi Presiden pengganti SBY, dan Prabowo tidak sanggup menghentikan ketenaran Jokowi itu.

Harapan Prabowo yang sangat besar tuk menjadi Presiden pun pupuslah sudah gara-gara Jokowi yang telah ditetapkan KPU sebagai Presiden terpilih dalam Pilpres 2014.

Meskipun Prabowo sedang menggugat keputusan KPU tersebut ke MK, berdasarkan hasil pengamatan saya yang cukup intens terkait proses pilpres ini, rasanya sangat kecil sekali kemungkinan keputusan KPU itu bakal berubah.

Saya samasekali tidak mempermasalahkan gugatan beliau itu, sesuatu yang wajar, malah saya dukung, mengingat memang terbukti adanya beberapa kecurangan-kecurangan dalam proses pilpres kemarin. Saya memilih mempercayai bahwa gugatan Prabowo itu untuk memberikan pembelajaran bagi proses pilpres berikutnya, bukan sebentuk usaha untuk mengubah hasil pilpres.

Jikalah Prabowo mengetahui bahwa hasil akhir pilpres bakalan begini, niscaya beliau tidak akan sudi turut memperjuangkan Jokowi di Pilgub DKI 2012.

Tindakannya yang telah terbukti sebagai bentuk “kesialan” baginya dan menjadi keberuntungan bagi Jokowi, mungkin juga sebentuk keberuntungan bagi Indonesia.

Jika Tuhan sudah menakdirkan, tak akan ada satupun mahluk di alam semesta ini yang bisa mengubahnya.

Mari sama-sama kita tunggu apakah Bulan Oktober nanti Jokowi memang ditakdirkan tuk dilantik menjadi Presiden NKRI yang ketujuh.

Salam Hangat dan Damai Untuk Indonesia Bangkit dan Hebat!

[-Rahmad Agus koto-]




Sumber : http://ift.tt/1oOE9c1

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz