Suara Warga

Ditinggal Mudik Warganya, Jakarta Sepi Seperti Kuburan

Artikel terkait : Ditinggal Mudik Warganya, Jakarta Sepi Seperti Kuburan



Dokumen Pribadi Kondisi lengang di depan Mall Ambassador Jakarta. Daerah ini pusatnya kemacetan parah (Dokumen Pribadi/Mawalu)



Lebaran kedua kemarin, selain mengunjungi keluarga-keluarga aku yang merayakan Lebaran, aku menyempatkan diri memantau kondisi Jakarta ini. Betapa sepinya ibukota negara ini pasca ditinggal mudik sebagian besar warganya.

Aku menyusuri jalanan-jalanan protokol dan jalan-jalan yang selama ini adalah biang keladi kemacetan. Kondisi jalanan sepi, lengang, dan hanya satu dua kendaraan bermotor yang ku temui.

Dokumen Pribadi Sepinya jalan Rasuna Said Kuningan, seberang gedung KPK (Dokumen Pribadi/Mawalu)



Jakarta ini memang mayoritasnya kaum pendatang. Itulah sebabnya ritual mudik setiap tahun membuat kota ini terasa begitu sepi, dan lengang. Aku pun berandai-andai coba kalau tiap hari kondisinya macam begini ini, betapa mantapnya.

Namun berandai-andainya aku itu bisa berakibat fatal karena perekonomian akan tersendat-sendat akibat dari para pelaku usaha dan komponen-komponoen pekerjanya hanya sedikit saja.

Dokumen Pribadi Memasuki kawasan Sudirman dari arah jembatan kuningan (Dokumen Pribadi/Mawalu)



Namun bagaimanapun juga, ini tantangan bagi Pemprov DKI Jakarta untuk membuat kondisi-kondisi jalanan di Jakarta bisa lengang seperti ini dengan menyingkirkan sikap arogansi para warganya, meningkatnya kekuatan arogan secara informal dengan inisisasi warga Jakarta.

Dokumen Pribadi Memasuki kawasan Sudirman dari arah Masjid Sunda Kelapa (Dokumen Pribadi/Mawalu)



Pemprov DKI Jakarta sudah sepatutnya mempertahankan idealisme yang secara tak langsung semakin merosotnya kualitas ibukota negara ini.

Yang cerdik harus pandai mengatur strategi.

Dokumen Pribadi Jalan Medan Merdeka Barat sebelum gedung Mahlamah Konstitusi (Dokumen Pribadi/Mawalu)



Kalau kondisinya begini setiap hari, Jakarta tak jatuh wibawanya di mata dunia. Segala sesuatu tak ada yang tak mungkin. Asalkan ada niat.

Mohon maaf lahir & bathin.




Sumber : http://ift.tt/1nNe1ON

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz