Ditinggal Mudik Warganya, Jakarta Sepi Seperti Kuburan
Lebaran kedua kemarin, selain mengunjungi keluarga-keluarga aku yang merayakan Lebaran, aku menyempatkan diri memantau kondisi Jakarta ini. Betapa sepinya ibukota negara ini pasca ditinggal mudik sebagian besar warganya.
Aku menyusuri jalanan-jalanan protokol dan jalan-jalan yang selama ini adalah biang keladi kemacetan. Kondisi jalanan sepi, lengang, dan hanya satu dua kendaraan bermotor yang ku temui.
Jakarta ini memang mayoritasnya kaum pendatang. Itulah sebabnya ritual mudik setiap tahun membuat kota ini terasa begitu sepi, dan lengang. Aku pun berandai-andai coba kalau tiap hari kondisinya macam begini ini, betapa mantapnya.
Namun berandai-andainya aku itu bisa berakibat fatal karena perekonomian akan tersendat-sendat akibat dari para pelaku usaha dan komponen-komponoen pekerjanya hanya sedikit saja.
Namun bagaimanapun juga, ini tantangan bagi Pemprov DKI Jakarta untuk membuat kondisi-kondisi jalanan di Jakarta bisa lengang seperti ini dengan menyingkirkan sikap arogansi para warganya, meningkatnya kekuatan arogan secara informal dengan inisisasi warga Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta sudah sepatutnya mempertahankan idealisme yang secara tak langsung semakin merosotnya kualitas ibukota negara ini.
Yang cerdik harus pandai mengatur strategi.
Kalau kondisinya begini setiap hari, Jakarta tak jatuh wibawanya di mata dunia. Segala sesuatu tak ada yang tak mungkin. Asalkan ada niat.
Mohon maaf lahir & bathin.
Sumber : http://ift.tt/1nNe1ON