Suara Warga

Menyambut Kemaritiman Indonesia

Artikel terkait : Menyambut Kemaritiman Indonesia



Tulisan ini terbit pada Poros Mahasiswa, Koran Sindo. 4 November 2014.


Euforia kemenangan Jokowi dan JK masih kental terasa. Pesta Rakyat yang belum lama ini digelar tak disangka dihadiri banyak partisipan yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Mereka sengaja datang untuk sekadar melihat sosok pemimpin baru bangsa. Hal ini membuktikan bahwa sangatlah besar harapan masyarakat kepada Jokowi dan JK.

Namun euforia ini diikuti dengan tugas-tugas Jokowi untuk segera menyelesaikan berbagai permasalahan di Indonesia. Termasuk permasalahan yang mendera kemaritiman Indonesia yang selama ini sangatlah terabaikan. Kemiskinan, ketimpangan sosial, sulitnya birokrasi, infrastruktur, yang melekat pada wajah perekonomian masyarakat pesisir semakin memperburuk citra kelautan Indonesia.

Padahal menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) potensi kelautan Indonesia sangatlah besar, yaitu sebesar 1,2 triliun dolar AS per tahun. Dengan rincian (dalam dolar AS) perikanan 32 miliar, bioteknologi 40 miliar, wilayah pesisir 56 miliar, minyak bumi 21 miliar, transportasi laut 20 miliar, dan wisata bahari 2 miliar.

Seolah tertimpa durian runtuh, dibentuknya Menteri Koordinator Kemaritiman sangat disambut baik masyarakat. Menko ini akan membawahi Kementrian Perhubungan, Kementrian Pariwisata, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sehingga dengan adanya pos baru di sektor maritim ini diharapkan akan memaksimalkan potensi laut Indonesia yang secara nyata sangatlah besar adanya.

Namun pekerjaan di bidang kemaritiman tidaklah mudah. Selain dituntut mengerti detail dunia maritim Indonesia, juga harus paham bagaimana adat istiadat masyarakat pesisir yang selama ini cenderung boros bisa diubah paradigmanya agar bisa meningkatkan sosial ekonomi mereka. Dan yang terpenting, Menko Kemaritiman harus survive dalam menyelesaikan masalah atas kompleksnya dunia kemaritiman Indonesia. Adapun fokus utamanya adalah,

Pertama. Yaitu meningkatkan produktivitas laut dan perikanan. Menurut laporan Bank Dunia dan Organisasi Pangan (FAO) menyebutkan bahwa pada tahun 2030 sekitar dua pertiga konsumsi pangan dunia berasal dari sektor perikanan. Namun kenyataannya, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dunia tahun 2013 hanya menyumbang 11 persen produk olahan perikanan, lebih kecil dari Thailand yang menguasai 48 persen.

Kedua. Memperbaiki infrastruktur maritim. Pelabuhan, dermaga, kapal dan alat tangkap, serta transportasi laut seperti tol laut, dikira akan akan menunjang Indonesia membangkitkan dunia maritim dan ekonomi secara umum. Karena menurut Masyarakat Transportasi Indonesia, saat ini Indonesia sama sekali tidak masuk dalam daftar peta perdagangan maritim dunia akibat biaya logistik yang tidak efisien.

Ketiga. Membereskan Birokrasi dan Hukum maritim. Perizinan usaha perikanan yang berbelit-belit serta sarat dengan pungutan liar, memperburuk dunia maritim Indonesia. Pemerintah nanti harus memfasilitasi masyarakat yang berencana masuk pada sektor maritim, dengan biaya yang efisien dan persyaratan yang mudah.

Keempat. Membangun SDM berkualitas. Kelangkaan Sumber Daya Manusia berkualitas menjadi faktor runtuhnya maritim Indonesia. Diperlukan komitmen tinggi dalam membangun pendidikan maritim agar terbentuk sinergi jangka panjang untuk memperbaiki laut Indonesia.

Keempat kunci ini dirasa akan mengembalikan suasana maritim Indonesia yang telah lama hilang. Sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat dan laut akan jaya. Jalesveva Jayamahe!



Ridwan Fadil Arif




Sumber : http://ift.tt/1yrlaaK

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz