Jokowi sayang Menhan atau Sayang Polri
Ryamizard Ryacudu berstatemen di media, bahwa semua negara di dunia ini, lembaga kepolisian-nya di bawah kementerian pertahanan, hanya Indonesia yang tidak. Jadi, tanpa mendahului Bapak Presiden, beliau berharap kepolisian kembali di bawah kementerian, seperti dahulu, antara tahun 1960-1999.
Sumber : http://hankam.kompasiana.com/2014/11/30/jokowi-sayang-menhan-atau-sayang_polri-689556.html
*
Pagi tadi di Tv-One, narasumber yang didatangkan, yang kemungkinan mendukung kepolisian tetap di bawah presiden, berpendapat bahwa Pak Menhan dalam berstatemen tersebut, ada kemungkinan salah ucap atau salah referensi.
*
Pak Jokowi mendapatkan ujian bak simalakama. Menhan Pak Ryamizard Ryacudu telah berstatemen duluan di media, bahwa sebaiknya kepolisian di bawah kementerian. Tentu itu merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh presiden, karena dalam berstemen tersebut tidak mungkin seorang mantan jenderal asal ucap dan asal bicara, tentu didasarkan pengalaman dan data-data yang valid. Meski tidak mendahului keputusan presiden, statemen itu bisa merupakan usulan ke Pak Presiden utk merealisasikan usulan tersebut.
*
Dalam pilpres kemaren, banyak yang berpendapat bahwa kepolisian tidak netral. Ada upaya mereka supaya yang terpilih dari kalangan sipil. Apalagi performa Pak Prabowo yang sepertinya hendak merevolusi total kepolisian. Sinyalnya terlihat pertemuan seorang petinggi Polri dan KPU di sebuah restoran.
*
Jadi, Jokowi pilih mana? Sayang Menhan atau sayang Polri. Jujur, jika Pak Jokowi berani mengembalikan kepolisian di bawah kementerian (kata Ryamizard Ryacudu seperti semua negara di dunia), Pak Jokowi mulai menggetarkan hati saya.
*
Sumber : http://hankam.kompasiana.com/2014/11/30/jokowi-sayang-menhan-atau-sayang_polri-689556.html