Syahwatnya On Terus
KMP mau bilang gini: “Biar capres kami kalah, tapi Indonesia akan kami kuasai melalui kepala daerah yang dipilih DPRD, ada 31 daerah.”
Boleh saja JKW menguasai pusat. Namun kekuasaan riel KMP yang pegang, di 31 daerah, karena Indonesia terdiri dari gabungan daerah-daerah. Kekuasaan sebenarnya ada di daerah.
Jika benar demikian adanya, apakah mungkin 100% terealisasi dalam kenyataannya? Mengingat dalam politik berlaku hukum besi: tidak ada kawan abadi.
Ambil contoh di Sumbar. Pilkada Sumbar 2015 mendatang sudah mengapungkan kandidat-kandidat gubernur dari pemilihan internal PKS: Tifatul Sembiring (menkominfo), Irwan Prayitno (gubernur incumbent), Trianda Farhan Satria (Ketua DPD), Syaurium SY, dan Nurfirmanwansyah (bekas Wakil Bupati Solok Selatan). Kelak nama-nama ini akan mengerucut.
Nah, apakah PKS mau berbagi kekuasaan dengan kawan-kawannya di KMP? Sangat mungkin terjadi jika hitungan pembagian kekuasaannya disetujui partai-partai di KMP. Sangat mungkin pula partai-partai KMP lain calonkan elitnya. Tawar-menawar akan sangat cair jika gubernur dipilih oleh anggota DPRD.
Bagaimana dengan rakyat? Ya gigit jari. Suara rakyat suara Tuhan sudah dirampas partai. Tidak ada peran rakyat secara langsung dalam pemilihan gubernur. Semua ditentukan oleh elit partai.
Pemilihan kepala daerah oleh elit partai memang paling cocok untuk memenuhi syahwat politik para politikus. Fokus dan tanpa intervensi rakyat. Berutang politik pada anggota DPRD, bukan pada rakyat.
(Sutomo Paguci)
Sumber : http://ift.tt/WPPb5Z
Boleh saja JKW menguasai pusat. Namun kekuasaan riel KMP yang pegang, di 31 daerah, karena Indonesia terdiri dari gabungan daerah-daerah. Kekuasaan sebenarnya ada di daerah.
Jika benar demikian adanya, apakah mungkin 100% terealisasi dalam kenyataannya? Mengingat dalam politik berlaku hukum besi: tidak ada kawan abadi.
Ambil contoh di Sumbar. Pilkada Sumbar 2015 mendatang sudah mengapungkan kandidat-kandidat gubernur dari pemilihan internal PKS: Tifatul Sembiring (menkominfo), Irwan Prayitno (gubernur incumbent), Trianda Farhan Satria (Ketua DPD), Syaurium SY, dan Nurfirmanwansyah (bekas Wakil Bupati Solok Selatan). Kelak nama-nama ini akan mengerucut.
Nah, apakah PKS mau berbagi kekuasaan dengan kawan-kawannya di KMP? Sangat mungkin terjadi jika hitungan pembagian kekuasaannya disetujui partai-partai di KMP. Sangat mungkin pula partai-partai KMP lain calonkan elitnya. Tawar-menawar akan sangat cair jika gubernur dipilih oleh anggota DPRD.
Bagaimana dengan rakyat? Ya gigit jari. Suara rakyat suara Tuhan sudah dirampas partai. Tidak ada peran rakyat secara langsung dalam pemilihan gubernur. Semua ditentukan oleh elit partai.
Pemilihan kepala daerah oleh elit partai memang paling cocok untuk memenuhi syahwat politik para politikus. Fokus dan tanpa intervensi rakyat. Berutang politik pada anggota DPRD, bukan pada rakyat.
(Sutomo Paguci)
Sumber : http://ift.tt/WPPb5Z