Suara Warga

Menggugat ISIS, Jangan Lenakan Kasus Gaza

Artikel terkait : Menggugat ISIS, Jangan Lenakan Kasus Gaza

Beberapa pekan ini perkembangan berita ISIS masih saja membahana, hampir di semua stasiun televisi memberitakan organisasi negara Islam yang berbasis di Suriah dan Iraq ini. Sebuah gerakan yang notabene secara kasat mata atau yang nampak merupakan kelompok militansi Islam yang ingin mendirikan negara Islam melalui kedua wilayah tersebut. Sehingga dengan kemunculan gerakan tersebut-ditambah lagi dengan kemunculan video orasi tokoh ISIS via Youtube- mengesankan bahwa gerakan ini semakin bersemangat dan tampak seperti benar-benar mewakili umat Islam selama ini.

Karena masifnya gerakan ISIS yang ingin menyebarkan paham kenegaraan berbasis Islam ini mengundang pro dan kontra. Ada di antara umat Islam yang tergolong keukeuh ingin didirikan dan ditegakkannya negara Islam di dunia pun langsung merespon positif dan secara tanpa menunggu waktu lama mereka langsung mengikrarkan diri dalam bai’at bahwa mereka menjadi anggota ISIS demi mendukung gerakan tersebut.

Bahkan beberapa informasi dari berbagai media, bahwa banyak anggota “ba’iat” ISIS sudah bergabung dalam gerakan mereka, dampaknya para penyusup dan pendukung ideologi Islam radikal ini akan di black list dari kewarganegaraan jika upaya mereka tidak dihentikan.

Selain isu tentang negara Islam yang ternyata dilakukan dengan cara kekerasan-padahal Islam sendiri adalah agama rahmatan lil alamin- tak menghendaki perjuangan dakwah ini dilakukan dengan mengorbankan jiwa umat lain yang bukan segama, apalagi umat Islam sendiri yang notabene mencintai kerukunan toleransi atar umat beragama.

Sudah pasti, dan faktanya terbukti sampai saat ini gerakan ISIS justru menimbulkan kontra yang sangat radikal pula sama halnya gerakan ISIS di beberapa wilayah di Iraq yang membunuh banyak korbannya. Umat Islam di Indonesia secara umum menentang gerakan ISIS ini karena memang ISIS bukan ISLAM karena ISLAM tidak mengajarkan kekerasan. Bahkan dengan berkumpulnya sejumlah tokoh organisasi Islam menunjukkan sikap yang jelas bahwa gerakan yang mengatasnamakan pendirian negara Islam dengan cara radikal tersebut harus dilawan, dan harus dihentikan.

Dampak dari kesepakan sejumlah tokoh tersebut, akhirnya pemerintah pun melalui Polri memberikan aturan tegas segala bentuk gerakan ISIS di Indonesia harus dihentikan dan upaya-upaya menggalang massa demi gerakan ini harus dicegah agar ideologi radikal ini tidak diikuti oleh generasi Islam di Indonesia. Tidak hanya pemerintah melalui kepolisian, ANSOR yang merupakan organisasi yang bernaung di bawah NU pun akhirnya menyatakan sikap akan membersihkan Indonesia dari gerakan radikal yang mengatasnamakan Islam ini.

Kenapa saya memahami gerakan yang mengatasnamakan Islam? Karena gerakan ini begitu gencarnya melakukan tindakan destruktif dan teror terhadap wilayah-wilayah Islam, di mana Suriah dan Iraq adalah basis Islam yang saat ini tengah mengalami konflik internal, tentu saja yang berkonflik adalah umat Islam sendiri misalnya antara Syiah dan Sunni dengan dibantu oleh bangsa asing yang notabene tidak tahu persis persoalan yang ada di kedua negara tersebut.

Para penggerak ISIS hakekatnya berusaha mengalihkan perhatian umat Islam atas invasi Israel atas Palestina. Mereka berusaha mengalihkan isu-isu tentang kemerdekaan bangsa Palestina dengan menyebarkan isu tentang negara Islam yang berwujud kekerasan dengan membunuh banyak umat Islam ini. Umat Islam yang tak sepaham pun mereka perangi jika tidak mau mendukung gerakan Islamic State ini. Padahal siapapun yang memerangi umat Islam padahal mereka saudaranya sendiri maka bangsa tersebut dianggap tidak beriman. Sebagaimana tersirat dalam beberapa hadits Nabi Muhammad SAW.

Ideologi kekerasan dengan membunuh banyak umat ini hakekatnya JAUH dari gerakan Islam yang benar. Tidak ada toleransi bagi pelaku kekerasan yang mengatasnamakan Islam meskipun mereka berdalih demi mendirikan negara Islam. Karena secara otomatis gerakan ini justru sebuah pembenaran bahwa ISLAM adalah agama kekerasan. Sebuah propaganda dan politik murahan yang ingin mencoreng Islam dan umatnya secara membabibuta.

Ketika umat Islam menggugat ISIS, mereka sedikit melalaikan Kasus GAZA

Penolakan ISIS di Indonesia semakin lama semakin besar pengaruhnya bagi umat Islam, tapi sayangnya ketika mereka tengah terkonsentrasi pada persoalan ISIS, mereka melupakan kasus invasi Israel terhadap bangsa Palestina.

Dampaknya karena sedikit demi sedikit melupakan konflik di Palestina, kita sedikit dikelabui dengan kesuksesan Israel menguasai tanah-tanah tersebut. Bangsa-bangsa didunia seakan-akan didekte bahwa janganlah membenci Israel tapi bencilah ISIS, siapa ISIS mereka adalah umat Islam radikal yang ingin mendirikan negara Islam. Selesai sudah perjuangan dakwah Islam dengan rahmat lil alamin jika ternyata tendensi gerakan ISIS adalah milik umat Islam, padahal boleh jadi PENGGERAK gerakan ini justru bukan orang Islam.

Kemungkinan terbesar dan saya menduga bahwa isu gerakan ISIS hakekatnya bentuknya sama sebagai propaganda ingin menjatuhkan Islam dari dalam, dan bangsa asing ingin sedikit menghilangkan memori dan kesan keji yang dilakukan oleh bangsa Israel. Walaupun dengan rekayasa ini AS dan Sekutunya berusaha meyakinkan bangsa-bangsa Islam, bahwa mereka ingin menghancurkan gerakan ISIS ini lewat militer, tapi sayang sekali mereka tidak mampu menghentikan gerakan Israel di Palestina.

Ibarat dua mata pisau yang sama-sama memiliki kepentingan besar bagi umat Islam. Jika umat Islam ingin menghancurkan ISIS hakekatnya di dalamnya dihuni oleh umat Islam yang tak sepatutnya dihabisi tapi harus dirangkul kembali dan diyakinkan bahwa gerakan Islam radikal bukanlah bagian dari gerakan Islam.

Nah, jika umat menghancurkan umat Islam lain dengan membabi buta maka apa bedanya ISIS dengan umat Islam lainnya yang sama-sama melakukan kekerasan terhadap umat lain? Jangankan membunuh umat Islam sendiri, umat agama lain pun dilarang dalam Islam.

Salam Damai, Salam menyambut HUT RI ke-69….




Sumber : http://ift.tt/1t5gqny

Artikel Kompasiana Lainnya :

Copyright © 2015 Kompasiana | Design by Bamz